Thursday, June 4, 2009

International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke-9, Bali 9-13 Agustus 2009

Jakarta [3 Juni 20Fakfak_HMS_ICAP_IX09]. Pada tanggal 9-13 Agustus nanti, Bali akan menjadi tuan rumah International Congress on AIDS in Asia and the Pacific (ICAAP) ke-9, kongres AIDS terbesar di kawasan Asia-Pasifik ini. Sebanyak 3,000 peserta dari 51 negara Asia dan14 negara Pasifik dIperkirakan akan hadir dalam kongres ini.Tema ICAAP ke-9 adalah “Memberdayakan Manusia, Memperkuat Jejaring” (Empowering People, Strengthening Networks), yang dapat mendukung terciptanya komunitas dinamis dengan manusia-manusia berdaya di seluruh kawasan Asia dan Pasifik sehingga mampu melakukan penanggulangan holistik dan lebih efektif dalam menanggapi pandemi lintas batas di negara-negara kawasan ini.

Ketua Panitia Penyelenggara, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM yang juga adalah Ketua Masyarakat Peduli AIDS Indonesia, mengatakan “Kami mengenal ICAAP sebagai forum AIDS kedua terbesar di dunia, dan berterimakasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan penting ini. Kami tergugah oleh keputusan tersebut dan akan bekerja keras agar kegiatan kongres betul-betul dapat memajukan upaya regional dalam menanggulangi HIV dan AIDS secara efektif baik pada hari ini maupun di kemudian hari.”

JVR Prasada Rao, Director, Regional Support Team, Asia and the Pacific, Joint United Nations Program on AIDS (UNAIDS), menambahkan “ICAAP ke-9 ini dipastikan akan menjadi konperensi yang jauh lebih baik dan lebih besar daripada ICAAP-ICAAP sebelumnya. Ada banyak diskusi pengalaman lapangan mengenai kemungkinan tercapainya Akses Universal pada tahun 2010 di banyak negara Asia-Pasifik. Setiap sisi epidemi ini dan penanggulangan di kawasan ini akan dibahas dalam berbagai sesi dan kegiatan.”

Kongres ini akan berlangsung di Bali Internasional Convention Center (BICC) di kawasan Nusa Dua, dan akan secara resmi dibuka pada 9 Agustus oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sebuah acara di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK).

ICAAP merupakan ajang pertemuan dua tahun sekali untuk berdiskusi dan menyebarluaskan perkembangan ilmu, program dan kebijakan dalam rangka respon global terhadap HIV-AIDS dan diselenggarakan oleh AIDS Society of Asia and the Pacific (ASAP). Dalam pesannya kepada 9th ICAAP, Professor Myung-Hwan Cho, Presiden ASAP, mengatakan “Indonesia telah diberikan kesempatan untuk mengambil langkah yang berani dan inovatif dalam memberikan dukungan rspon regional terhadap HIV dan AIDS. Negara-negara Asia dan kawasan lainnya akan menunggu Indonesia dalam memelopori hal ini”.

Menurut Independent Commission on AIDS in Asia (2008), AIDS tetap merupakan penyebab kematian dan kehilangan pekerjaan bagi mereka yang rentang usianya antara 15 sampi 44 tahun. Jumlah orang dengan HIV (ODHIV) di Asia pada 2007 diperkirakan mencapai 5 juta orang, dengan jumlah kasus infeksi baru (380,000) yang hampir sebanding dengan jumlah orang yang meninggal akibat penyakit yang berkaitan dengan AIDS (380,000). Di kawasan Pasifik (Oceania) diperkirakan ada 740,000 ODHA pada 2007, dan 13,000 di antaranya adalah infeksi baru.

Agar bisa tercapai Millenium Development Goals (MDGs) untuk masalah HIV dan AIDS, ada persyaratan bahwa semua negara mampu menghentikan dan memutar-balikkan penyebaran epidemi ini pada tahun 2015, termasuk di dalamnya target Universal Access pada 2010 yang mensyaratkan bahwa semua orang yang memerlukan pengobatan dapat memperolehnya, dan bahwa ada urgensi memperkuat sistem layanan kesehatan masing-masing negara dalam melalukan penanggulangan dan memberikan layanan yang efektif.

Rao melanjutkan, “Yang menarik adalah bahwa kongres ini dapat menunjukkan kemajuan sangat pesat yang dilakukan oleh berbagai kelompok komunitas, yang bekerja bahu-membahu dan bermitra dengan pemerintah dan mitra lainnya, dalam mengupayakan penanggulangan di banyak negara Asia Pasifik ini”.

Sebagaimana dalam ICAAP yang lalu, agenda kongres akan terdiri atas Sesi Pleno dengan peneliti, tokoh-tokoh masyarakat dan spesialis kebijakan dapat berbagi informasi dan pengalaman terkini; 24 simposium dengan berbagai topik, antara lain upaya mengatasi hambatan legal dan kriminalisasi populasi berisiko, dan sebuah sesi kepemimpinan bagi peserta dari Pasifik; 64 sesi presentasi oral yang berkaitan dengan pencegahan, perawatan, dukungan, perawatan dan pengobatan HIV dan AIDS, memahami faktor sosial-budaya, ekonomi dan poilitik penanggulangan AIDS, serta kepemimpinan.

Pembicara tamu termasuk Michel Sidibe, UNAIDS Executive Director; Michel Kazatchkine, Director of the Global Fund for AIDS, TB and Malaria (GFATM); Kyung-Wha Kang, UN Deputy High Commissioner for Human Rights; Dr Nafiz Sadik, Special Envoy for AIDS in Asia and the Pacific; Myung Hwan Cho, President of AIDS Society of Asia and Pacific (ASAP) dan perwakilan dari Seven Sisters, Asia Pacific Network of People Living with HIV (APN+), Asia Pacific Network of Sex Workers (APNSW), CARAM Asia, Asian Harm Reduction Network (AHRN), APCASO, dan APN Rainbow.

Selain itu juga akan ada 32 Skills Building Workshop yang bertujuan membantu peserta meningkatkan kemampuan peserta dalam tugas mereka sehari-hari, serta Pertemuan Satelit dan Pameran yang memperlihatkan upaya sektor swasta, lembaga pemerintah dan internasional dalam penanggulangan HIV dan AIDS.

Sebuah Forum Komunitas akan berlangsung sebelum kongres pada 7 – 8 Agustus, yang akan menyatukan berbagai komunitas sehingga dapat bersama-sama mengidentifikasi dan bertukar pikiran mengenai berbagai isu yang menjadi perhatian komunitas. Ada tujuh komunitas akan hadir dalam forum ini termasuk orang yang hidup dengan HIV (ODHIV); Pengguna Napza Suntik (penasun); Komunitas Antar Iman; Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) dan Waria; Pekerja Seks; Perempuan, termasuk Lesbian dan Remaja.

ICAAP ke-9 ini juga akan menampilkan Asia-Pacific Village yang merupakan tempat santai untuk memperlihatkan keberagaman budaya kawasan melalui diskusi kelompok, kegiatan pendidikan informal, pertunjukan kesenian dan budaya, serta pameran keterampilan dan makanan kecil yang dibuat oleh mereka yang hidup dan terdampak oleh HIV dan AIDS. Asia-Pacific Village ini akan dibuka untuk umum.

Sebelum upacara pembukaan pada 9 Agustus, Ibu Ani Bambang Yudhoyono yang juga Duta AIDS Indonesia bersama Duta AIDS Australia Murray Proctor akan mengadakan sebuah Pertemuan Tingkat Tinggi Duta AIDS. Pertemuan ini akan membahas peranan Duta AIDS di kawasan Asia dan Pasifik dalam peningkatan mobilisasi gerakan HIV dan AIDS dan akuntabilitas penanggulangan.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi:

Ika Nazaruddin
Pacto Convex
Ph 62-21 571-9973
Ika.nazar@cbn.net.id

Elis Widen
Congress Coordinator
Ph 62-21 571-9973
elis.widen@icaap9.org

Ristya Paramita
Public Information Officer
Ph. 62-21-39838845/46
ristya.paramita@icaap9.org

No comments: