Sumber : www.detik.com
Jakarta, Masyarakat mungkin boleh sedikit berlega hati mengenai penemuan vaksin untuk AIDS. Karena peneliti di Amerika Serikat berhasil menemukan antibodi yang diserang oleh virus AIDS, sehingga sangat berpotensial dalam pembuatan vaksin.
Peneliti Amerika Serikat mengatakan penemuan partikel sistem kekebalan tubuh yang diserang oleh virus AIDS, memungkinkan terbukanya peluang untuk membuat vaksin yang bisa melindungi orang dari kematian dan infeksi yang tidak dapat disembuhkan.
Peneliti menggunakan teknologi terbaru dalam mengambil darah 1.000 orang yang terinfeksi virus AIDS dan mengidentifikasi 2 komponen sistem kekebalan tubuh atau disebut antibodi yang bisa menetralkan virus. Ternyata peneliti menemukan bagian dari virus yang menyerang antibodi, sehingga memungkinkan untuk dibuatnya vaksin AIDS seperti dilaporkan dalam jurnal Science.
"Saat ini kami memiliki kesempatan yang lebih baik untuk membuat vaksin yang lebih luas lagi dalam menetralisasi antibodi, kami berpikir bahwa itu adalah kunci sukses dalam pengembangan vaksin," ujar Dennis Burton dari Scripps Research Institute idi La Jolla, California, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (4/9/2009).
Wayne Koff dari International AIDS Vaccine Initiative menambahkan penemuan ini sangat membuat peneliti bersemangat untuk menghasilkan vaksin AIDS yang efektif, karena telah menemukan target virus yang sangat potensial dalam usaha pembuatan vaksin.
Sejak AIDS mulai menjadi pandemi pada awal tahun 1980an, secara global sudah lebih dari 25 juta orang meninggal karena virus tersebut. Organisasi kesehatan dunia (WHO) memperkirakan saat ini terdapat 33 juta orang yang sudah terinfeksi. Sampai saat ini tidak ada obat yang bisa menjaga agar virus tersebut bisa terkontrol, usaha pembuatan vaksin pun selalu gagal.
Bagian yang sulit dalam pembuatan vaksin adalah virus tersebut bisa bermutasi yang menyebabkan setiap orang terinfeksi dengan jutaan versi yang berbeda. Sebagai tambahan virus menginfeksi beberapa sel daya tahan yang berfungsi melindungi tubuh. Jika salah satu virus bisa menembus pertahanan daya tahan tubuh, maka akan menyebabkan infeksi jangka panjang.
"10 persen dari pasien yang diperiksa darahnya memiliki respons antibodi yang kuat terhadap virus," kata Dr. Seth Berkley yang merupakan Direktur IAVI. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan terapi terhadap antibodi itu sendiri, seperti penggunaan gamma-globulin untuk virus hepatitis. Tapi pada akhirnya vaksin yang menghasilkan antibodi bisa menghentikan virus dari orang yang pernah terinfeksi virus di tempat pertama kali.
Sebagian besar vaksin yang memperoleh respons antibodi, pada dasarnya akan membuat antibodi yang akan mengenali dan menyerang bakteri atau virus. Dua antibodi yang dikenal dengan PG9 dan PG16 adalah antibodi HIV pertama yang berhasil diidentifikasi setelah lebih dari 10 tahun.
No comments:
Post a Comment